Istriku, perkawinan adalah rangkaian kesepakatan berdurasi panjang, in syaallah seumur hidup . Dalam bahasa yang lebih dramatis, mengambil keputusan menikah sama halnya keputusan membuat tatto di wajah.
Di dalam bersepakat itu, tentu ada kalanya aku menyakitimu walau itu di luar kesengajaanku. Begitu juga kamu. Maka jika hanya kepada hal itu kita bertumpu, perkawinan akan menjadi bukan kesepakatan panjang, melainkan pertengkaran panjang. Maka terimalah aku dan kuterima kamu seperti adamu dan adaku.
“Karena itu, bergegaslah ke dapur, siapkan mie goreng untuk sarapan kita pagi ini”
Demikian upaya yang saya lakukan untuk mendapatkan sepiring mie goreng ini.
Itulah alasan saya mempelajari sastra demi mendapatkan aneka masakan spesial seperti ini.
****
Al Albana, 26 Maret 2017