Nyaris luput dari pikiran saya selama ini bahwa; hingga saat ini, dengan kondisi saat ini (belum punya anak perempuan) bahwa saya sebagai laki-laki belum punya peluang untuk menjadi Wali Nikah.
Dalam khayalan saya selama ini, jika punya anak perempuan masih seputar ; menyaksikan dia merajuk dan mengurung diri dalam kamar karena teguran keras akibat sering telat pulang sekolah atau mogok makan dan bicara sampai dapat izin ikut Bakti Sosial diluar kota, atau pita dan bandana yang dengan warna Pink dan Ungu, warna paling dimusuhi oleh sohib kecil saya ini.
Adalah sebuah tayangan di TV yang mengingatkan saya, saat menonton seorang publik figur menjadi wali untuk pernikahan adiknya karena Bapak mereka telah tiada. “Waduh, saya belum punya kesempatan jadi wali nikah dong”, gumam saya dalam hati sambil mengunyah ‘rakik maco’.
“Anak perempuan adalah bagian dari kita namun berbeda dengan kita”, ungkapan seorang teman(laki-laki), sambil mengangkat tinggi anak perempuan.
****
Al Albana, 28 Maret 2017