Import memang menjadi polemik, terutama produk komoditi mulai dari import daging, beras bahkan sampai yang sedang hangat diperdebatkan saat ini; import garam.
Pengambil kebijakan ibarat makan Buah Simalakama dalam menentukan kebijakan import. Logika sederhana dengan mengesampingkan segala macam kecurangan yang mungkin saja dapat dilakukan oleh pengambil keputusan(berprasangkan baik mereka orang jujur); jika keran import ditutup maka harga akan melonjak naik karena memang produksi lokal kita belum mencukupi, namun jika keran import dibuka sebesar-besarnya akan mengancam petani kita yang belum siap bersaing di pasar bebas, orang-orang akan semakin malas menjadi petani karena merasa tidak dilindungi oleh pemerintah.
Biarlah ini menjadi kajian para peneliti yang akan menjadi pertimbangan bagi pengambil kebijakan untuk menentukan besarnya keran import yang sesuai untuk menjaga keseimbangan harga dan kesejahteraan petani.
Dari sekian banyak import yang paling urgent saat ini adalah import budaya malu, bisa dari Jepang atau negara-negara Eropa Barat terutama bagi birokrat dan politisi yang sedang atau yang akan menjabat tak terkecuali bagi kita semua.
Al Albana, Juli 2017