Saya menulis ini menjelang subuh, saat muazim belum mengumandangkan adzan. Barusan saya terbangun tiba-tiba dan merasa seperti 9 tahun lalu.
Salah satu pagi terpenting dalam hidupku.
Hari ini, 9 tahun lalu, memang hari penting kita. Kita akan banyak difoto dan mendapat ucapan selamat setelah prosesi akad nikah. Itulah hari kita menikah.
Dan subuh ini saya mencoba mengingat kembali betapa gemuruhnya dada dan membuncah kepalaku sejak subuh hingga proses ijab-kabul. Sejuta cemas sekaligus harapan saling berganti tempat di dada dan kepala.
Kemudian teringat, oh ini sudah sembilan kali Bumi mengintari Matahari sejak prosesi akad itu. Sudah melewati tahun yang krusial, menurut ilmu psikologi. Konon ada namanya “Seven Years Itch”, sebuah fase di mana kebahagiaan pernikahan akan mulai menurun. Sindrom ini berdasarkan statistik internasional yang menunjukkan tingginya angka perceraian di tahun ketujuh pernikahan. Dan itu sudah kita lewati 2 tahun lalu.
Tapi, itu kan menurut statistik. Selalu ada anomali, semoga kita tidak termasuk dalam himpunan itu.
Lagipula menurut ustadz yang pernah saya dengar di pengajian; keluarga sakinah, mawaddah, warahmah (samawa) bukanlah titik statis sehingga setelah tercapai kita bisa gengg am terus . Tidak. Samawa itu dinamis, selalu bergerak seiring bertambahnya usia pernikahan, tentunya juga diikuti kompleksitas permasalahan dalam rumah tangga (suami, isteri, anak dan seluruh yang terkait). Maka dari itu menurut Sang Ustadz agar tak ditinggal oleh Samawa yang selalu dinamis, Suami harus terus belajar dan berusaha menjadi suami dan ayah yang baik, isteri juga mesti belajar dan berusaha menjadi isteri dan ibu yang baik, demikian pula dengan anak. Banyak yang harus kita pelajari, benahi dan kerjakan.
Alhamdullilah, sembilan tahun (satu setengah tahun berdua, tujuh setengah tahun bertiga) telah kita lewati dengan baik. Insyaallah kedepannya semua akan baik-baik saja, setidaknya menurut kita. Baik dalam formasi saat ini (bertiga) ataupun Allah menghendaki formasi lebih besar (berempat atau berlima).
Al Albana
Padang, 11 Oktober 2017.